Search This Blog

Skripsi Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI SMP X

(Kode PEND-AIS-0012) : Skripsi Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif. Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan. Tujuan adalah sebagai pedoman ke arah mana akan dibawa proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap dalam diri anak didik.2
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.3
Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental, dan perbuatan. Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses, anak didik harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.4
Ada tiga pola komunikasi antara guru dan anak didik dalam proses interaksi edukatif, yaitu komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.5
Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai penerima aksi. Guru aktif, dan anak didik pasif. Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.
Dalam komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan sebagai pemberi aksi dan penerima aksi. Demikian pula halnya anak, bisa sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan anak didik akan terjadi dialog.
Dalam komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik dituntut lebih aktif daripada guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak didik lain.
Namun realitas yang banyak terjadi saat ini adalah komunikasi sebagai aksi, guru masih menggunakan paradigma lama, guru mendominasi pembelajaran dan siswa dikondisikan pasif menerima pengetahuan. Guru memposisikan diri sebagai sumber pengetahuan (teacher oriented) dan siswa sebagai penyerap pengetahuan.
Untuk mengantisipasi timbulnya masalah seperti diatas, maka paradigma pembelajaran lama harus dirubah menjadi pembelajaran berpusat pada siswa (student oriented). Oleh karena itu, penguasaan dan penerapan model atau metode pembelajaran harus dapat mendorong siswa selalu aktif dan terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran adalah sangat penting.
Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti model pembelajaran yang lebih modern. sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif.
Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggungjawab atas hasil pembelajarannya.
Secara sederhana "kooperatif" berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim. Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami mata pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai pelajaran.6
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil yang dibentuk dari siswa yang memiliki tingkat kemampuan, ras, suku, budaya dan jenis kelamin yang berbeda untuk saling membantu dalam belajar.7
Berdasarkan pengertian diatas belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat (sharing ideas).
Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan, karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.
Namun kenyataannya, para guru sering mengeluh bahwa hasil kegiatankegiatanya ini tidak seperti yang diharapkan. Siswa bukannya memanfaatkan waktu dengan baik untuk meningkatkan kemampuan mereka, tetapi malah memboroskan waktu dengan bermain, bergurau, dan sebagainya. Para siswa mengeluh tidak bisa bekerja sama dengan efektif dalam kelompok, siswa rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan penilaian kurang adil, sedangkan siswa yang kurang rajin dan pandai merasa minder bekerja sama dengan temannya yang pintar.
Sebenarnya, pembagian kerja yang kurang adil tidak perlu terjadi dalam kerja kelompok jika mengajar benar-benar menerapkan prosedur model pembelajaran cooperative learning. Banyak pengajar hanya membagi siswa dalam kelompok lalu memberi tugas untuk menyelesaikan tanpa pedoman mengenai pembagian tugas. Akibatnya, siswa merasa ditinggal sendiri dan karena mereka belum berpengalaman, merasa bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerja sama menyelesaikan tugas tersebut. Kekacauan dan kegaduhanlah yang terjadi.8
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :
1. Siswa belajar dalam kelompok secara bersama untuk menyelesaikan materi yang disajikan oleh guru.
2. Kelompok belajar dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Kelompok belajar bila mungkin anggota kelompoknya terdiri dari ras, suku, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.9
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TAI. Hal ini dikarenakan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah model pembelajaran individual dibantu kelompok atau TIM. Dalam penggunaan tim belajar yang terdiri dari 4-6 anggota kelompok yang berkemampuan bervariasi. TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual.10
TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini :
1. Dapat meminimalisasi keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.
3. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa dikelas dapat melakukannya.
4. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas.11
Namun dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) bukan hanya tanggung jawab kelompok saja, tetapi masingmasing individu mempunyai tugas untuk individual. Jadi kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah penggabungan antara pembelajaran individual dengan kelompok.
Disamping masalah pendekatan belajar yang masih didominasi oleh guru dan menempatkan siswa kepada obyek bukan subyek pendidikan. Pemikiran sementara adalah, pendidikan yang cocok untuk menghasilkan manusia yang hidup di dunia modern adalah pendidikan yang diarahkan untuk menghasilkan manusia yang mandiri. Mandiri adalah memiliki kebebasan batin di dalam mengenali pilihan-pilihan, mengambil pilihan-pilihan yang ada dan menanggung akibatnya, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.12
Sedangkan kemandirian dalam kamus bahasa Indonesia,13 arti kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri tanpa bantuan orang lain.
Adapun ciri-ciri kemandirian belajar adalah :
1. Ketidaktergantungan
Proses perkembangan dari masa bayi menjadi dewasa adalah merupakan suatu proses pertumbuhan untuk menjadi tak tergantung pada orang lain. Seorang bayi akan sepenuhnya tergantung pada dalam hal makanan, perlindungan, bimbingan, kasih sayang dari orang tuanya. Dalam hal perkembangan selanjutnya seorang anak akan lebih dapat berdiri sendiri.
2. Percaya Diri
Percaya diri adalah percaya terhadap kemampuan yang ada pada diri individu atau anak, bahwa individu mampu melaksanakan sesuatu membentuk dan menumbuhkan rasa percaya diri, anak haruslah banyak diberi kesempatan pada mereka untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan yang dimilikinya, meskipun yang diperoleh kurang memuaskan.
3. Tanggung Jawab
Yang dimaksud tanggung jawab disini adalah bahwa anak telah mengerti tentang perbedaan antara yang benar dan salah, dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif.
4. Mampu Mengambil Keputusan
Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak akan terlepas dari berbagai masalah yang harus diatasi dengan sebaiknya, kadang ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai cara alternatifnya, akan tetapi manakah yang tepat untuk dirinya dan mampu melaksanakannya. Disinilah diperlukan adanya kemampuan anak dalam mengambil keputusan.
Berangkat dari beberapa permasalahan yang ada, penulis menganggap perlu untuk mengetahui lebih lanjut tentang model pembelajaran yang lebih bisa untuk tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek, tetapi juga subyek. Dan agar siswa mampu merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak bersikap individual saja, akan tetapi juga kelompok. Oleh karena itu peneliti mencoba mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP X.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP X Pelayaran X.”
Maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI di SMP X.
2. Bagaimana kemandirian belajar PAI yang dicapai siswa di SMP X.
3. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP X.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) di SMP X.
2. Untuk mengetahui kemandirian belajar PAI yang dicapai siswa di SMP X.
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap kemandirian belajar siswa di SMP X.
Dengan menunjuk pada tujuan penelitian diatas, maka penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat antara lain :
1. Hasil Penelitian ini nantinya dapat dijadikan suatu tambahan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.
2. Bagi sekolah yang bersangkutan agar dapat dijadikan perhatian yang serius bahwa seorang guru hendaknya mampu mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran yang signifikan dengan dunia pendidikan saat ini, agar tidak monoton dalam KBM.
3. Diharapkan agar penulisan skripsi ini dapat menyumbangkan suatu kesimpulan yang kongkrit dan realitas yang berkaitan dengan tercapainya tujuan pendidikan Islam.

D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami istilah judul penelitian, serta agar tidak terjadi kesimpangsiuran, maka akan dijelaskan definisi operasional dari judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap Kemandirian belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP X.
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 14
2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, suku yang berbeda (heterogen).15
3. Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Adalah Pengajaran individual dibantu tim (kelompok) penggabungan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. 16
4. Kemandirian
Adalah Sifat yang tidak bergantung pada orang lain. Ia akan berusaha menyelesaikan masalah dalam hidupnya sendiri. Ia akan berusaha menggunakan segenap kemampuan, inisiatif, daya kreasi, kecerdasannya dengan sebaik-baiknya.17
5. Belajar
Adalah Perubahan yang relative permanen dalam hal perilaku, pemahaman atan emosi (seperti minat, sikap) sebagai akibat dari adanya pengalaman.18
Dengan demikian, dari penjelasan istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut, maka dapat penulis tegaskan definisi operasional dalam penelitian ini ya itu Mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP X adalah seberapa besar hasil dari sesuatu yang telah direncanakan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP X.

E. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian, hipotesis perlu ditetapkan terlebih dahulu sebagai titik tolak landasan untuk mendapatkan arah yang benar dan langkah yang tetap dalam melaksanakan penelitian. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.19
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis penelitian adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul.20 Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan demikian sangat bergantung kepada hasil-hasil penelitian atau penyelidikan terhadap fakta-fakta yang terkumpul.
Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang akan dijawab dan dibuktikan dalam penelitian adalah :
1. Hipotesis Kerja/Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y. 21 Dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah : “Ada pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP X”.
2. Hipotesis Nol/Nihil (Ho) yaitu Hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X dan Y.22 Dengan Demikian hipotesis nol dalam penelitian ini adalah : “Tidak ada pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP X”.

F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian memperoleh data yang valid sesuai dengan

*** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN ***

Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasi, yakni penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapakah tingkat hubungannya.24
Oleh karena itu yang dibicarakan selanjutnya adalah variabel penelitian. Adapun variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 25 Adapun dalam masalah “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP X” terdapat 2 variabel :
a. Variabel bebas/Independent Variabel
Variabel bebas/independent variabel (disimbolkan dengan X), yaitu variabel yang mempengaruhi.26 Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperative tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat diidentifikasikan sebagai variabel yang keberadaannya diprediksi akan mempengaruhi terhadap kemandirian belajar siswa.
b. Variabel terikat/Dependent variabel
Variabel terikat/Dependent variabel (disimbolkan dengan Y), yaitu variabel akibat, dalam penelitian ini tingkat kemandirian belajar siswa diidentifikasi sebagai dependent variabel yang diprediksi akan di pengaruhi oleh adanya model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
2. Jenis Data
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti, baik, buruk, tinggi, rendah, dan sebagainya. Data penelitian pada dasarnya dikelompokkan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.27
a) Data Kualitatif, yaitu data yang hanya diukur secara tidak langsung. Dalam hal ini yang dimaksud antara lain gambaran obyek penelitian, sejarah berdirinya sekolah SMP X, serta pendeskripsian hasil observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran kooperatif yang dilakukan di SMP X.
b) Data Kuantitatif, yaitu data yang hanya dapat diukur secara langsung, dalam hal ini data yang dimaksud antara lain data hasil prosentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif, aktivitas siswa, hasil kemandirian belajar para siswa, data lain yang berupa angka.
3. Sumber Data
Sumber data adalah sumber dari mana data diperoleh, adapun sumber data dari penelitian ini adalah :
a) Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber informasi yang langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan data dan penyimpanan data. Dalam penelitian ini yang termasuk sebagai sumber data primer adalah siswa yang terpilih menjadi sampel.
b) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber informasi yang tidak secara langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan data atau penyimpanan data. Dalam penelitian ini yang termasuk sumber data sekunder adalah kepala sekolah, guru PAI SMP X, serta data-data pendukung yang diperoleh dari sekolah.
4. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Dengan demikian yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah subyek dalam suatu daerah atau lingkungan tertentu yang akan diteliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMP X.
5. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Arikunto, mengenai penarikan sampel adalah apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian sampel. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-30% atau lebih.28
Berdasarkan pengertian diatas, maka sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Taruna X, yang terdiri dari 39 siswa. Karena jumlah dari populasi kurang dari 100, maka penelitian ini menggunakan sampel secara keseluruhan sebagai obyek penelitian.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.29 Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam arti luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara lagsung maupun tidak langsung. Pengamatan secara tidak langsung misalnya melalui Questionnaire dan test. Adapun dengan cara observasi langsung yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung gejala-gejala yang diselidiki dalam situasi yang sebenarnya.
Tehnik ini digunakan dalam rangka mengamati proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI kelas VIII di SMP X. Adapun instrument yang digunakan berupa cheklist.
b. Interview (wawancara)
Interview adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dalam berlandaskan pada tujuan penelitian. 30
Metode digunakan dalam penelitian ini disamping untuk meyakinkan data yang diperoleh dalam angket, juga untuk mendukung data yang tidak dapat dijangkau oleh metode angket.
Dalam hal ini interview dilakukan terhadap WAKA Kurikulum dan guru mata pelajaran PAI dikelas VIII. Untuk mengetagui alasan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, syarat-syarat khusus dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, jumlah ideal siswa, minat dan antusias dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Sedangkan instrument pengumpulan datanya berupa pedoman wawancara.
c. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti : buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.31
Adapun maksud digunakannya metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah agar peneliti lebih mudah mendapatkan data, karena data telah tersedia, sehingga dapat diperoleh data dalam waktu singkat.
Dalam hal ini untuk mengetahui sejarah, letak geografis, struktur organisasi, data guru, siswa, dan karyawan, visi dan misi, serta tata tertib.
d. Angket (Quesioner)
Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. 32
Tehnik ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari dua variabel, pada dasarnya metode ini merupakan cara pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar-daftar pertanyaan yang langsung diajukan kepada responden. Tehnik ini digunakan untuk memperolah data tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan sejauh mana kemandirian belajar siswa.
7. Analisis Data
Analisis data merupakan inti dalam penelitian.Analisis data ini dilakukan dalam suatu proses yang pelaksanaanya mulai dilakukan sejak pengumpualan data yang di lakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan.apabila datanya.telah terkumpul,maka lalu dikelasifikasikan menjadi dua kelompok data,yaitu data kua ntitatif yang berbentuk angka. Dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau symbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisikan untuk sementara,karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif.
Adapun metode analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data yang bersifat kualitatif,yaitu data yang digambarkan dengan kata atau kalimat.rumus yang digunakan adalah rumus prosentase,yaitu.
P = x100%
N F 33
Keterangan :
P = prosentase
F = frekuensi
N = jumlah responden.
Setelah mendapatkan hasil berupa prosentase,hasilnya dapat ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif sebagai beriku :
Baik : (76%-100%)
Cukup : (56%-75%)
Kurang Baik : (40%-55%)
Tidak Baik : (dibawah 40%)
b. Data yang kuantitatif,yaitu data yang digunakan untuk memberikan kesimpulan melalui angka-angka yang diperoleh dalam analisis statistik.dalam hal ini penulis mengunakan tehnis analisis produck moment dengan rumus;
*** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN ***

Dengan rumus diatas, maka akan diperoleh nilai korelasi (r x y). nilai r ini akan dikonsultasikan dengan nilai r dengan tabel r product moment, sehingga dapat diketahui, diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis gunakan.
No Besar Nilai Interpretasi
1. 0,00-0,20 Antara Variabel X dan Y, tidak ada korelasi atau Sangat rendah.
2. 0,20-0,40 Antara Variabel X dan Y, ada korelasi rendah.
3. 0,40-0,70 Antara Variabel X dan Y, ada korelasi agak rendah..
4. 0,70-0,90 Antara Variabel X dan Y, ada korelasi Cukup atau sedang..
5. 0,90-1,00 Antara Variabel X dan Y, ada korelasi sangat kuat.

G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari beberapa sub pembahasan, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Kajian Teori, yang terdiri dari : Pertama, pembahasan kajian teori memuat tinjauan tentang teori-teori ysng melandasi pembelajaran kooperatif, pengertian pembelajaran kooperatif, keterampilan kooperatif, dan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Kedua, pembahasan memuat tinjauan tentang kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang meliputi; pengertian belajar mandiri, proses perkembangan kemandirian, sebab dan akibat anak tidak mandiri, ciri-ciri kemandirian belajar pada mata pelajaran PAI.
Ketiga, pembahasan memuat tinjauan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Keempat, pembahasan tentang tinjauan Pendidikan agama Islam, yang meliputi pengertian pendidikan agama islam, tujuan pendidikan agama islam.
Bab III : Laporan hasil penelitian, menggambarkan secara umum SMP X, serta pendeskripsian data baik dokumentasi, observasi, wawancara, dan angket, serta analisis data statistik yang meliputi hasil observasi dan hasil angket.
Bab IV : Berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran demi perbaikan untuk SMP X.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »