Search This Blog

Skripsi Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Dengan Pendekatan PAIKEM Pada Materi Larutan Elektrolit

(Kode PENDMIPA-0016) : Skripsi Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Dengan Pendekatan PAIKEM Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Siswa Kelas X Semester II SMA X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak dibicarakan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya ratarata prestasi belajar, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia yang juga banyak dibicarakan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu di dominasi oleh guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berfikir holistik (menyeluruh), kreatif, obyektif dan logis, belum memanfatkan quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual. Demikian juga proses pendidikan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran pula kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang otonomi daerah telah mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaran pemerintah, termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Berdasar UU tersebut maka pemerintah menetapkan suatu kurikulum baru bagi pendidikan nasional kita yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan di sekolah yang dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan warga sekolah berdasarkan karakteristik dan potensi sekolah dan lingkungan serta kebutuhan peserta didik di sekolah tersebut (Sosialisasi KTSP, XXXX:6).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa dalam kurikulum terbaru ini dikelompokkan 5 mata pelajaran :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Peningkatan mutu pendidikan berdasarkan kurikulum KTSP diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui : olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat dan meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang, jalur dan jenis pendidikan. Upaya-upaya tersebut dilakukan karena disadari bahwa pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar mampu menguasai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk ilmu kimia, telah menciptakan pemilihan materi, metode dan media pembelajaran, serta sistem pengajaran yang tepat. Guru selalu dituntut berinovasi dan memperbaiki proses belajar dan pembelajaran kelas yang selama ini telah dilakukan. Proses belajar mengajar harus dikelola dengan baik, maka akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning), dan bukan sekedar pembelajaran yang hafalan saja (rote learning). Untuk mencapai suatu pembelajaran yang bermakna (meaning learning), salah satu pendekatan kontruktivisme memulai pelajaran dari ”apa yang diketahui siswa”. Untuk menjadikan suatu pembelajaran yang bermakna maka dalam suatu pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model belajar kooperatif salah satunya adalah belajar kooperatif model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Belajar kooperatif model STAD mempunyai ciri, yakni belajar dilakukan melalui belajar kelompok, guru menyajikan informasi akademik baru kepada siswa, siswa dalam kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen, yakni terdiri dari lakilaki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, dan memiliki kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah (Slavin, XXXX: 144).
Model pembelajaran STAD dikembangkan untuk membuat pelajaran menjadi suatu proses yang aktif bukan pasif. Model pembelajaran ini diberikan agar siswa mampu melakukan observasi sendiri, mampu menganalisis sendiri, dan mampu berfikir sendiri. Siswa bukan hanya mampu menghafal dan meniru pendapat orang lain, juga untuk merangsang agar berani dan mampu menyatakan dirinya secara aktif, bukan hanya pendengar yang pasif terhadap segala suatu yang dikatakan guru. Belajar kooperatif ditandai dengan adanya tugas bersama bagi siswa, yang kemudian diterjemahkan menjadi tujuan yang harus dicapai kelompok. Kelompok yang efektif ditandai dengan suasana yang hangat dan produktivitas yang tinggi dalam pemenuhan tugas-tugas, tanpa adanya kelompok yang dikorbankan dan ditonjolkan (Joni, 1993).
Dalam pembelajaran kimia di SMA banyak pokok bahasan yang menuntut siswa melaksanakan eksperimen, salah satunya adalah Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Pembelajaran materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus sesuai dengan karakteristik konsep kimia yang menekankan pada ketrampilan proses. Dalam kurikulum ini disebutkan bahwa standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah :”Memahami sifat-sifat Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”. Standar kompetensi ini dituangkan dalam kompetensi dasar, yaitu mengidentifikasi sifat Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit berdasarkan data percobaan. Pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dikembangkan melalui pemilihan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Untuk itu dalam pembelajarannya perlu digunakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembentukan konsep sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar Metode STAD (Student Team Achievement Divisions) sebagai contoh metode pembelajaran kooperatif terbukti efektif jika digunakan pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit yang memerlukan pemahaman konsep. Dengan metode STAD ini, siswa dapat saling bantu membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut. Disisi lain, metode pembelajaran STAD ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi
Keberhasilan proses belajar mengajar selain dipengaruhi oleh metode mengajar, dipengaruhi pula oleh aktivitas belajar siswa. Pada kegiatan itu siswa diarahkan pada latihan menyelesaikan masalah, sehingga akan mampu mengambil keputusan karena telah memiliki ketrampilan di dalam mengumpulkan informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil belajar yang diperolehnya. Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar. Hal ini mengingat bahwa kegiatan belajar mengajar diadakan dalam rangka memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Jika siswa aktif dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil manfaat dari pengalaman tersebut dan memilikinya. Mengingat pentingnya aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan aktivitas belajar siswa, sedangkan siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya aktivitas belajar ini kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai siswa akan memuaskan.
Di SMA X pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit diajarkan dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kurikulum KTSP menekankan pada pencapaian kompetensi dasar. Pencapaian kompetensi dasar dapat dikembangkan melalui pemilihan metode. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kooperatif. Salah satu metode kooperatif adalah metode STAD (Student Team Achievement Division) yang dilengkapi pendekatan PAIKEM. Pemilihan metode ini dirasa sangat kondusif bagi siswa SMA X. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswanya masih individual, kerjasama antar siswa dalam belajar masih kurang sehingga perlu ditumbuhkan sikap kerjasama antar kelompok siswa karena dalam belajar kelompok jika ada seorang siswa yang belum memahami materi, maka teman sekelompoknya bertanggungjawab untuk menjelaskannya. Dengan penggunaan metode kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Sekolah Menengah Atas (SMA) X, merupakan salah satu sekolah di Kabupaten X. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya kelas X-2 dan dari hasil wawancara dengan guru kimia di sekolah tersebut, serta hasil dari angket observasi kesulitan belajar kimia siswa, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran kimia, khususnya pada materi pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, yaitu dengan metode ceramah.
2. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran elektronik di ruang multi media yang telah tersedia di sekolah tersebut, khususnya untuk mata pelajaran kimia.
3. Kurang lengkapnya fasilitas alat dan bahan di Laboratorium Kimia.
4. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia.
5. Banyak siswa yang masih sulit memahami materi pembelajaran, salah satunya pada materi pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar kimia pada materi pembelajaran tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data hasil uji kompetensi materi pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit kelas X Ilmu Alam tahun pelajaran XXXX/XXXX pada

** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **

Dari tabel 1 terlihat bahwa persentase ketuntasan masing-masing kelas yang diperoleh dari hasil nilai guru, hanya ada dua kelas yang mencapai Standar Ketuntasan Belajar Mengajar, yang mana SKBM Kimia untuk Kelas X Ilmu Alam di SMA X sebesar 60.
Dalam penelitian ini kelas yang digunakan sebagai tindakan kelas adalah kelas X-2. Kondisi siswa X-2 yang terdapat di SMA X adalah siswa yang kurang aktif, khususnya dalam mengikuti mata pelajaran kimia. Salah satu cara yang tepat untuk mengajak siswa agar lebih aktif adalah dengan siswa menerapkan pengetahuannya, belajar memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan teman-temannya, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan, dan mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka perlu diberikan suatu pendekatan pembelajaran yang alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut, salah satunya adalah Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM). Fokus PAIKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penyelidikan, penemuan dan beberapa macam strategi yang hanya dibatasi dari imajinasi guru. Dalam pendekatan PAIKEM ini, guru memberikan latihan-latihan untuk membangkitkan semangat belajar siswa tentang apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh semangat belajar. Selain itu siswa juga dibekali ketrampilan untuk memecahkan masalah dalam bentuk latihan soal melalui tahapan yang sistematis.
Karakteristik PAIKEM, meliputi : 1) Aktif : Pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat aktif, baik dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. 2) Kreatif : Pembelajaran membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu merancang dan melaksanakan PAIKEM, 3) Inovatif : Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menerapkan beberapa metode dan teknik dalam setiap pertemuan. Artinya dalam setiap kali tatap muka guru harus menerapkan beberapa metode sekaligus. Namun dalam penerapannya harus memperhatikan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapainya, sehingga sangat dimungkinkan setiap kali tatap muka guru menerapkan metode pembelajaran yang berbeda. 4) Efektif : Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil belajar peserta didik, 5) Menyenangkan : Pembelajaran akan diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan di dukung lingkungan aman, bahan ajar yang relevan, menjamin bahwa hasil belajar secara emosional lebih positif. Hal ini terjadi ketika dilakukan bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor serta istirahat dan jeda secara teratur. Selain itu, pembelajaran akan menyenangkan manakala secara sadar pikiran otak kiri dan kanan sadar, menantang peserta didik berekspresi dan berfikir jauh ke depan serta mengkonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.
Membangun metode pembelajaran PAIKEM sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka akan dilakukan penelitian dengan judul ” UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SEMESTER II SMA X TAHUN PELAJARAN XXXX/XXXX”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan PAIKEM sesuai untuk dilaksanakan pada materi pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit?
3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit?

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasrkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang ada maka penelitian ini dibatasi pada :
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 semester II SMA X tahun pelajaran XXXX/XXXX.
2. Metode Penelitian
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Materi Pokok
Materi pokok yang dipilih dalam pembelajaran ini adalah larutan elektrolit dan non elektrolit.
4. Penilaian
Sistem penilaian yang digunakan dalam metode pembelajaran ini meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Nilai aspek kognitif diperoleh dari hasil tes awal, tes siklus satu dan tes siklus dua. Sedangkan Nilai afektif diperoleh dari angket afektif dan observasi terhadap presensi siswa, serta perilaku siswa dalam proses belajar mengajar. Aspek afektif hanya digunakan untuk mengetahui karakteristik siswa.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut : ”Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit?”

E. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : ”Meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan PAIKEM ”.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis :
a. Memberikan masukan kepada guru dan calon guru terhadap kemampuan kognitif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan PAIKEM untuk pembelajaranpembelajaran pada mata pelajaran eksak yang lain.
2. Manfaat secara praktis
a.. Dapat digunakan sebagai referensi bagi studi kasus yang sejenis yang melibatkan pembelajaran kimia dengan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan PAIKEM.
b. Masukan bagi penelitian yang lain yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »